Ketahui Obat Penurun Darah Tinggi Medis dan Alami di Sini

Ketahui Obat Penurun Darah Tinggi Medis dan Alami di Sini

Penyakit hipertensi dapat dikendalikan dengan mengonsumsi obat penurun darah tinggi, baik yang alami maupun medis. Obat-obatan ini juga dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi, seperti gangguan saraf, penyakit ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Menjalani pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang menjadi cara utama untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Di samping itu, penderita hipertensi juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat penurun darah tinggi yang alami atau medis agar tekanan darah terkendali.

Obat Penurun Darah Tinggi Medis
Seseorang dikatakan memiliki darah tinggi jika tekanan darahnya lebih dari 130/80 mmHg. Untuk membantu mengendalikan tekanan darah, dokter dapat meresepkan obat penurun darah tinggi yang masing-masing memiliki cara kerja berbeda.

Berikut ini adalah berbagai jenis obat hipertensi medis yang bisa diperoleh dengan resep dokter:

  1. Angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor)

ACE inhibitor merupakan obat yang dapat membuat pembuluh darah menjadi rileks, sehingga tekanan darah bisa berkurang. Beberapa obat penurun darah tinggi yang termasuk dalam golongan ACE inhibitor adalah captopril, enalapril, lisinopril, perindopril, dan ramipril.

  1. Angiotensin II receptor blockers (ARB)

ARB merupakan obat penurun darah tinggi yang bekerja dengan cara memblokir efek angiotensin, yaitu bahan kimia yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Saat efek angiotensin dihentikan, pembuluh darah akan kembali melebar dan tekanan darah menjadi berkurang.

Obat ini sering diresepkan oleh dokter jika pengobatan dengan ACE inhibitor menimbulkan efek samping bagi penggunanya. Beberapa jenis ARB yang umum diresepkan oleh dokter adalah candesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, valsartan, dan telmisartan.

  1. Beta blockers atau penghambat beta

Obat yang satu ini dapat mengurangi tekanan pada pembuluh darah dengan cara membuat jantung berdetak lebih lambat dan melebarkan pembuluh darah. Atenolol, metoprolol, dan bisoprolol merupakan contoh beta blockers yang umum diresepkan oleh dokter.

Biasanya, beta blockers diresepkan bersamaan dengan obat penurun darah tinggi lainnya.

  1. Calcium channel blockers atau antagonis kalsium

Antagonis kalsium bekerja dengan cara mencegah kalsium memasuki otot jantung dan sel-sel pembuluh darah. Hal ini akan membuat pembuluh darah melebar dan otot jantung menjadi rileks, sehingga tekanan darah menurun.

Obat penurun darah tinggi golongan antagonis kalsium yang umum diresepkan adalah amlodipine, diltiazem, nifedipine, dan verapamil.

  1. Diuretik

Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan air dan garam dalam tubuh melalui urine. Saat kelebihan air dan garam dalam tubuh berkurang, tekanan pada pembuluh darah dan jantung juga akan menurun.

Obat ini diresepkan sebagai alternatif ketika penggunaan antagonis kalsium menimbulkan efek samping. Contoh diuretik yang umum diresepkan sebagai obat penurun darah tinggi adalah furosemide, indapamide, hydrochlorothiazide, dan spironolactone.